Senin, 09 Juli 2012
= Akal
AKAL.
"Mempunyai tetapi tidak merasa mempunyai,
Yang ada tetap ada walau diingkari."
Hati-hati dengan hati kita, karena hati kita laksana harta yang tidak ternilai harganya.
Yang tidak ternilai bisa jadi tidak berguna jika kita telah menemukan dan mengerti hakekat hati yang sebenarnya.
Ketika kita memasuki rumah kita maka berbagai ruangan telah menunggu kita dengan fungsinya masing-masing, begitu juga hati kita. Mohon difahami bahwa hati kitapun mempunyai ruang yang memiliki berbagai fungsi diluar batas logika kita.
Ngakali.
Ketika manusia disibukkan dengan melatih salah satu karunia yang disebut akal untuk melakukan perbuatan yang merugikan orang lain maka akal yang dikepala yang sedang dimanjakannya, manusia itu telah lupa bahwa dia telah melupakan dan menyengsarakan akal yang ada di hati, serta melupakan dan menyakiti kelebihan-kelebihan hati yang lain.
Ketika seseorang telah memutuskan untuk "mengakali" dalam arti negatif kepada orang lain, maka sebenarnya dia telah mengakali dan merugikan dirinya sendiri karena bagian sepertiga hati yang seharusnya selalu diasah supaya bersih dan mudah menerima cahayaNya menjadi hati yang gelap dan tertutup dari petunjukNya.
Kenapa saya mengatakan rugi ?, karena jika kita selalu menjauh dari tindakan yang merugikan orang lain dan selalu berbuat baik kepada sesama (hamemayu hayuning bawana ) maka pintu hati yang sepertiga itu akan sangat mudah menerima berbagai berita dan cahaNya, sesuatu pengalaman yang sangat dahsyat dan harus kita syukuri karena Yang Maha Kuasa "berkomunikasi" langsung dengan kita melalui petunjuk-petunjuknya.
Marilah kita budayakan mengunjungi pintu-pintu hati kita masing-masing tersebut, dengan niat yang tulus ikhlas semata-mata hanya ingin menunggu cahayaNya.
by wjanarko (admMAM)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar