KEN AROK.
Ajaran.
Aku tidak tahu nama sebenarnya dari Ken Arok, bisa saja nama sebenarnya adalah Ken A - Rok , atau Kenarok, tetapi sejauh yang saya tahu bahwa kata "rok" itu artinya berkelahi.
Ken Arok, makhluk manusia yang terlahir dalam sebuah duka yang panjang.
Meski katanya gennya adalah gen dari orang yang baik, akan tetapi jika pengasuhnya mengajarkan ajaran yang tidak baik maka akibatnya bisa fatal bagi sang anak.
Konon menurut cerita KA diasuh oleh seseorang yang menurut kacamata saat itu adalah seseorang yang kurang baik, seorang pencuri yang bernama Lembong sehingga akibatnya si KA mempunyai perangai seperti pengasuhnya.
Disini kita belajar tentang peran penting dari sang pengasuh, jika sang pengasuh kurang baik moral dan etikanya maka anak didiknya yang akan menjadi korbannya.
Tahta, harta.
Dari KA kita juga bisa belajar tentang akibat dari harta dan tahta yang didapat dengan cara yang tidak wajar.
Karena harta didapat dengan cara yang tidak wajar serta didasari oleh nafsu untuk memiliki hak orang lain atau hak dari Tunggul Ametung maka akibatnya adalah munculnya sifat-sifat hewani yagn seharusnya tidak dimiliki oleh manusia, yang menyebabkan lingkaran setan yang tidak ada habisnya, yaitu saling meniadakan yang tidak ada gunanya dari keturunan KA sampai tuju turunan akibat dari kutukan dari Mpu Gandring.
Apa yang didapat oleh Ken Arok yang menuruti nafsu untuk menghilangkan nyawa makhluk ciptaanNya ?. Apa yang didapat dari perbuatan seperti itu?, Ken Arok tercatat dalam lembaran hitam yang dibaca oleh para murid SD dari generasi yang satu ke generasi berikutnya, tragis.
Apakah kita yang hidup 765 tahun setelah kematian Ken Arok tersebut akan menghindari pola hidup seperti Ken Arok tersebut atau akan mencontohnya ?
Kita beruntung di jaman ini, banyak warga masyarakat yang bisa menempuh pendidikan yang tinggi, tentu saja kita berharap dengan pendidikan yang tinggi tersebut manusia menjadi lebih sempurna dibanding dengan manusia 765 tahun yang lalu pada jamannya Ken Arok.
Tetapi ternyata kita lihat di duni ini jiwa-jiwa seperti Ken Arok masih bisa kita temui, mereka menjadi ringan tangan karena memuaskan nafsu irasionalnya, dengan enaknya mengambil harta benda secara tidak sah milik orang lain dengan tertawa tertiwi.
Seharusnya seseorang yang mendapat kesempatan untuk bisa belajar setinggi mungkin membaktikan hidupnya untuk kemanusiaan dan kesejahteraan sesama, akan tetapi belajar setinggi langit justru digunakan untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma sosial dan hukum, inilah bentuk Neo Ken Arok.
Ternyata berlalunya waktu dan tingginya pendidikan tidak menjadi jaminan moral dan mental dari seseorang. Yang penting kita harus selalu mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan berbuat baik kepada sesama serta saling ingat mengingatkan. Semoga kita tetap ada di jalan yang lurus.
by MAM
20:08
21 Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar