Jumat, 17 Februari 2012

Budaya


Yakin dan percaya serta tidak sombong bahwa kita mempunyai kebudayaan yang adiluhung yang bisa menjadi salah satu panduan bagi bangsa di dunia.
Kebudayaan kita lahir dari proses pembelajaran yang tidak hanya dalam hitungan tahunan akan tetapi kebudayaan yang selalu berproses untuk menemukan jati dirinya berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kerohanian.

Pemimpin dan Langkah.
Sudah menjadi jamaknya bahwa si jabang bayi ketika lapar maka dia menangis protes kepada biyungnya untuk dipersiapkan ASI-nya.
Kita insan dewasa bukanlah anak kecil seperti bayi yang selalu ingin disusui. Ibu Bapak orang tua kita pernah menyapih kita, ibunda menghentikan memberikan ASI-nya kepada sang anak karena dianggap cukup dewasa untuk makan sendiri.

Malu.
Malu adalah salah satu tanda dari Iman, sebagai orang yang telah disebut dan mengemban titel dewasa seyogyanya siap untuk "to face it" apapun jua dalam hidup ini.
Hidup ini selalu berputar sebagaimana berputarnya bumi, konsekuensinya kita harus selalu melangkah dan merubah setiap keadaan yang tidak berkenan.

Mengeluh bukanlah sebuah kepandaian, apalagi mengritik yang tidak memberikan titik terang karena itu hanya mengembalikan kita pada fase anak-anak kita dimasa lalu. Pointnya adalah bahwa  kita tidak boleh menyerah, kita harus bertarung dengan segenap jiwa raga dan doa untuk merubah keadaan yang tidak nyaman menjadi situasi yang penuh dengan berkah dan itulah yang telah menajdi KEBUDAYAAN peninggalan Nenek Moyang kita.
by MAM
17:09
15 JANUARI 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar