Wawasan,
Dulu ayahku pernah menjadi seorang yang perkasa dan terkenal diseluruh Indonesia.
Tapi maaf, aku tidak mau bicara tentang keterkenalan almarhum ayahku yang merupakan Guru Besarku itu.
Aku hanya mencoba untuk sekedar berbagi. Sang Guru mengajarkan kepedulian kepada sesama diluar batas kemampuannya, dengan suka rela aku menuruti dan mengikuti jalan hidupnya. Ketika aku bisa hidup bermewah-mewah, aku justru memilih hidup untuk sengsara karena haus akan ilmu yang bermakna.
Maaf, aku tidak sombong lagi, aku hanya ingin mengatakan bahwa pilihanku tidak salah, aku tidak memilih dibawah bayang-bayang ayahku, akan tetapi menjadi diriku sendiri, meskipun saat itu nestapa yang aku rasa.
Aku hanya berbagi, janganlah berprasangka jelek kepada ujian dan penderitaan hidup yang engkau rasa, karena siapa tahu penderitaanmu sekarang adalah jalan bagimu untuk mendapatkan kemuliaan dikemudian hari.
Wahai bangsa Indonesia, tegakkan dadamu, berdayakan segala akal, pikiran dan fisikmu untuk terus membaca, karena membaca adalah pintu pembuka cakrawala, jangan hiraukan kondisi disekelilingmu, jangan mengeluh, siapa tahu engkau diciptakan sebagai bangsa yang harus terus prihatin sehingga mutiara-mutiara yang bercahaya didadamu akan memancar keseluruh dunia, sehingga engkau bisa mengangkat harkat martabat Bangsamu.
by MAM.
23 Januari 2012.
18:42
2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar